Kesehatan merupakan hal mutlak yang
perlu diperhatikan selalu. Setiap orang pasti memiliki berbagai masalah
kesehatan tersendiri. Banyak penyakit yang sering terjadi pada pria. Namun,
yang perlu menjadi perhatian adalah penyakit yang berhubungan dengan sistem
reproduksi. Banyak penyakit reproduksi mengintai pria-pria yang masih muda
(produktif) disamping kejadiannya lebih sering pada mereka (pria) yang sudah
lanjut usia. Berikut ini 5 penyakit yang sering terjadi pada pria bermanfaat
untuk dibaca :
Benign Prostatic Hypertrophy
(BPH)
BPH adalah tumor jinak pada prostat
akibat sel prostat yang terus mengalami pertumbuhan. Secara mikroskopik,
perubahan prostat bisa dilihat sejak seseorang berusia 35 tahun. Pada usia
60-69 tahun, pembesaran prostat mulai menimbulkan keluhan klinis pada 50% pria.
Sementara pada usia 80 tahun, BPH terjadi pada hampir 100% pria. Pada tahun
2000, WHO mencatat ada sekitar 800 juta orang yang mengalami BPH di seluruh
dunia. Selama hidupnya, seorang pria memiliki dua periode pertumbuhan
prostat, yakni saat pubertas dan setelah usia 25 tahun. Saat pubertas, prostat
membesar dua kali lipat ukuran aslinya, sementara di usia 25 prostat tumbuh
secara perlahan dan bisa berlangsung seumur hidup. pembesaran inilah yang
kemudian menjadi cikal BPH.
Gejala BPH
Beberapa keluhan yang lazim ditemui
dalam praktek adalah:
· Aliran
kencing yang lemah, terputus, dan terkesan meragukan
· Sensasi
urgensi (ingin segera kencing) atau kencing menetes
· Sering
kencing terutama malam hari
· Perlu
mengejan untuk bisa kencing
Keparahan keluhan tidak tergantung pada
besarnya pembesaran kelenjar. Kadang seorang tidak merasa adanya hambatan pada
saluran kencing, tapi tiba-tiba tidak bisa kencing sama sekali. Keadaan ini
disebut retensi urin akut. Lelaki dengan BPH harus berhati-hati mengonsumsi
obat flu atau alergi yang dijual bebas, karena mengandung zat dekongestan yang
berisiko memicu retensi urin.
Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi adalah suatu keadaan
pada pria yang sering atau selalu tidak dapat mempertahankan ereksi untuk
melakukan hubungan seksual yang memuaskan. Namun disfungsi ereksi bukan hanya
berupa tidak dapat mempertahankan ereksi. Kalau seorang pria tidak dapat
mencapai ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual, pria itu juga
tergolong mengalami disfungsi ereksi. Jadi,seorang pria disebut mengalami
disfungsi ereksi kalau sering atau selalu tidak mampu mencapai atau
mempertahankan ereksi penis untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan.
Beberapa contoh penyakit yang dapat
mengakibatkan disfungsi ereksi adalah gangguan fungsi hati, gangguan fungsi
hati,gangguan kelenjar gondok, diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah,
penyakit jantung,dan penyakit ginjal. Gaya hidup tidak sehat justru kerap tidak
disadari dapat mengakibatkan disfungsi ereksi dan disfungsi seksual lainnya.
Beberapa contoh gaya hidup tidak sehat adalah merokok berlebihan,alkohol
berlebihan,penyalahgunaan obat, dan kurang tidur. Sementara itu, faktor spikis
mempengaruhi disfungsi ereksi, antara lain meliputi stress, kecemasan,
kejenuhan, kejengkelan, perasaan bersalah, dan kekecewaan
Priapismus
Priapismus adalah suatu
gangguan berupa ereksi penis yang terjadi terus-menerus dalam waktulebih dari 6
jam. Ereksi yang berkepanjangan ini terjadi tanpa adanya rangsangan
seksual.Keadaan ini jelas merupakan gangguan, bukan sesuatu yang layak
dibanggakan.Beberapa tahun terakhir ini, kejadian priapismus di Indonesia cukup
sering dan penyebabnyasama, yaitu pada umumnya setelah menerima suntikan pada
penis. Fenomena ini cukup menarik perhatian karena sebelumnya sangat
jarang terjadi, bahkan tidak pernah diberitakan. Fenomenaini menjadi semakin
menarik kalangan kedokteran karena dikaitkan dengan suntikan pada penisdalam
upaya untuk mengatasi disfungsi ereksi atau impotensi.Tujuan penanganan pasien
priapismus adalah untuk terjadinya detumesensi dan mempertahankan fungsi
ereksi.
Infertilitas Pada Pria
Infertilitas pada pria
adalah ketidakmampuan pria untuk melakukan reproduksi. Ketidaksuburan pada pria
bisa disebabkan masalah pada testis, penyumbatan di saluran yang membawa
sperma, masalah hormon, infeksi, gangguan genetik, gaya hidup, atau faktor lingkungan.
Salah satu cara untuk mengetahui jika seorang pria tidak subur adalah melakukan
tes terhadap air mani untuk mengetahui jumlah sperma dan motilitasnya
(kemampuan sperma bergerak menuju sel telur). Ketidaksuburan bisa tidak dapat
diobati atau dicegah, tapi Anda dapat menghindari beberapa penyebab
infertilitas dengan menjalani gaya hidup sehat berupa tidak merokok, membatasi
atau menjauhkan diri dari alkohol, menjauhi narkoba, menjaga berat badan,
mengurangi stres, menghindari paparan pestisida, logam berat, dan racun
lainnya.
Epididimitis
Epididimitis merupakan
suatu proses inflamasi yang terjadi pada epididimis.
Epididimis merupakan suatu struktur berbentuk kurva
(koil) yang menempel di belakang testis dan berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sperma yang matur. Berdasarkan timbulnya nyeri, epididimitis
dibedakanmenjadi epididimitis akut dan
kronik. Epididimitis akut memiliki waktu timbulnya nyeri dan
bengkak hanya dalam beberapa harisedangkan pada epididimitis
kronik, timbulnya nyeri dan peradangan
pada epididimis telah berlangsung sedikitnya selamaenam
minggu disertai dengan timbulnya indurasi pada skrotum.
Jika Anda mengalami keluhan terkait
sistem reproduksi, baiknya segera menghubungi dokter terdekat. Saran dari saya
jangan pernah mencari obat sendiri apalagi memilih pengobatan selain dari
medis. Terlebih dahulu mendengar nasehat dari dokter. Ini dikarenakan penyakit
yang sering terjadi pada pria berkaitan reproduksi butuh penanganan
maksimal.
0 Response to "Penyakit Yang Sering Terjadi Pada Pria"
Post a Comment